Sebuah konser Orkestrasi Angklung dengan tema
““Tapestry of Beauty: Presenting Maestros from All Around the World”
berhasil mengunjang Jakarta, pada hari Sabtu 20 Maret 2010 malam, yang dihadiri lebih dari 1000 penonton dari berbagai kalangan.
Instrument angklung masuk dalam concert hall merupakan kebangaan bagi semua bangsa Indonesia, karena setelah sekian lama akhirnya alat musik Nusantara mendapat pengakuan oleh masyarakat Indonesia, bahwa musik tradisi setara dengan musik Klasik. Kita harus memberikan apresiasi lebih kepada Arman Reyes Furqon yang membawa angklung kedalam concert hall yang selama ini didominasi oleh musik klasik.
Pada sesi pertama, dibuka dengan lagu Palladio kemudian Symphony no.5 yang karya-karya komposer legendaris dunia seperti Beethoven, John Williams, Strauss, Dvorak, Bach, dan lain-lain yang dipimpin oleh dr. Djiwa Margono. Inilah yang menjadi nilai tambah bagi instruments angklung, karena selain dapat membawakan lagu Sunda, angklung juga dapat membawakan musik klasik dengan suara yang lembut seperti desiran angin.
Sesi kedua dan ketiga adalah sesi dengan lagu-lagu yang lebih familiar bagi kita. Di sesi kedua, lagu-lagu yang dimainkan adalah theme song film-film seperti Harry Potter, Jurassic Park, Home Alone, Superman ,dll. Sesi ini ditutup dengan penampilan tenoris dan sopranis terbaik Indonesia, yakni Christopher Abimanyu dan Aning Katamsi. Kedua vokalis ini menampilkan duet mautnya pada lagu Li Biamo Ne Lieti Calici, kemudian masing-masing membawakan lagu-lagu maestro dalam negeri karya Eros Djarot dan gubahan Guruh Soekarno Putra sebagai penutup yang dikondukor oleh Miryam Wedyaswari.
Sesi terakhir adalah sesi di mana lagu-lagu karya musisi-musisi Indonesia seperti “Badai Pasti Berlalu” dan “Melati Suci” dimainkan.